Sepeninggal Marsha, orang tua Keilana menatap Keilana. “Kenapa Marsha?” tanya sang ibu khawatir. Dia melihat air menetes dari mata Marsha tadi. Dia merasa bersalah apakah masakannya terlalu pedas? Atau mungkin rasanya yang tidak enak? Sementara Marsha duduk di toilet itu sambil mendongak dan mengibaskan tangan di depan wajahnya. Mengapa dia jadi secengeng ini sih? Padahal dia sudah selesai datang bulan? Kenapa hormonnya belum juga stabil? Sejak awal datang ke rumah ini, ketika ibu Keilana memeluknya, juga perlakuan hangat dari ayah Keilana membuatnya sangat sedih, dia merasa seperti orang yang begitu spesial di sini. Tidak seperti dulu yang dihina. Dia bahkan nyaris tak pernah mendapat kasih sayang dari ayahnya. Ketika teman-teman kecilnya bercerita, mereka digendong oleh ayahnya, dije