“Tunggu Marsha!” ujar Darel meninggikan nada suaranya. Marsha yang semula hendak memutuskan panggilan itu pun mengurungkan niatnya dan berdehem. “Maksud kamu apa? Ini tentang apa?” “Mas kan yang bilang ke Darel jangan pernah nebeng ke aku lagi karena aku enggak nyaman?” tanya Marsha. “Ya, karena aku merasa kamu enggak nyaman, lagi pula jangan berpikir macam-macam karena aku bicara dengannya itu seperti layaknya teman, bukan pembicaraan antara atasan dan bawahan.” “Lain kali jika itu melibatkan aku, aku harap kamu bilang dulu ke aku, jangan ambil keputusan sepihak.” “Oke, aku minta maaf ya,” ucap Keilana sambil mengurut pelipisnya. Marsha benar-benar memutuskan panggilan itu kini, ditatap layar ponselnya. Ah menyebalkan sekali. Seharusnya dia tak marah-marah seperti ini. Biarlah! Mungk