Ayah Keilana hanya menatap ke arah Marsha dan istrinya yang hendak keluar dari tempat itu, pegawai restoran pun terlihat bingung, dia baru saja menghampiri keluarga itu dan ingin memberi buku menu, namun pengunjungnya sudah akan pergi sebelum bertanya apa-apa. Marsha menunduk ketika hendak melewati ibu Ivander yang berdiri seperti menghadangnya. “Selamat malam,” sapa Selly, ibu Ivander. Tiana melihat Marsha yang menunduk dan tangannya yang tampak gemetar dalan genggamannya itu menelisik ke penampilan glamour wanita di hadapannya ini. Pasti ada suatu hal yang pernah terjadi di antara mereka. “Malam,” balas Tiana. “Ibu kamu? Bukannya sudah meninggal?” tanya ibu Ivander dengan alis terangkat sebelah. Ibu Keilana memutar bola matanya. “Saya ibu mertuanya, kenapa?” tanya Tiana. “Wah hebat