59. Selimut Es Masa Lalu

1726 Kata

Tiana menyeka air mata di pipi Marsha, mereka masih terduduk di lantai. Dia memegang tangan Marsha dan menggenggamnya dengan erat. “Nak, ibu yakin kamu bukan orang seperti itu, ibu akan tetap menerima kamu seburuk apa pun masa lalu kamu, ibu sangat yakin, bahwa kamu adalah anak baik dan akan selalu seperti itu. Yang lalu adalah sebuah kesalahan dan setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan,” ucap Tiana. Marsha semakin tergugu. Satria mengembuskan napas panjang dan mengusap punggung istrinya, Marsha menoleh ke arah Satria yang mengangguk dan tersenyum lembut padanya meski matanya memerah karena air mata yang tiba-tiba menetes. Keilana menghapus air mata dengan lengan bajunya lalu dia mengecup kepala Marsha. “Ayo bangun,” ujar Keilana. Keilana membantu Marsha berdiri, sementara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN