Yura diam membisu saat suaminya membentak. Sakit hati? Tentu saja tidak. Yura sudah meneguhkan hatinya atas rasa sakit. Kalau menurut nurani, jelas saja dia sakit. Namanya juga perempuan mudah terbawa perasaan. Namun ia tidak boleh menuruti perasaannya sendiri. Yura berpikir positif. Mungkin saja Yogi sama paniknya, makannya sampai membentaknya. Yogi dan Yura melihat Nathan yang menangis dari luar mobil. Sekitar setengah jam kemudian, Nathan jatuh tertidur karena kelelahan. Buru-buru Yura menghampiri anaknya. Mengusap sayang kepala anaknya yang sedikit panas. “Eh!” pekik Yura saat sapuan lembut mengusap pipnya. Ternyata ulah suaminya. “Maaf sudah membentakmu!” ucap Yogi seraya menghapus air mata Yura. “Saat panik aku sulit mengontrol diriku sendiri,” “Tidak papa, Pak. Aku ngerti,” j

