Setelah mengamati dan melakukan pemetaan, Rafa akhirnya mengadakan rapat rapat per divisi yang ada di Glory. Ia ingin mendengar langsung, mengenai keluh, kesah, saran atau apapun itu mengenai Glory. Sampai tiba giliran awak redaksi, di mana hanya pemimpin redaksi dan redaktur saja yang mengikuti rapat tertutup tersebut. Namun, Rafa menangkap sesuatu yang aneh. Di saat setiap orang berkomentar dan memberti argumennya mengenai Glory. Rafa mengamati kalau Qai cenderung menahan diri. Pria itu lebih banyak melihat ponsel dan pikirannya tidak ada di dalam ruang rapat. Rafa menjadi sangsi, bahwa Qai merupakan salah seorang yang paling menonjol di Glory. Bisa saja, kan, pria itu mengambil ide-ide bawahannya lalu mengemukakan semuanya dengan mengatasnamakan namanya sendiri. Selain Qai, ada sat

