“Qai!” Thea berlari kecil untuk menyusul Qai yang tengah berjalan di pelataran rumahnya. Pria itu tengah berjalan santai menuju roda empatnya karena hendak langsung pergi ke kantor. Setelah sarapan, Jaya langsung mengajak Thea untuk bicara empat mata. Sedangkan Qai, juga melakukan hal yang sama dengan Dandi, di ruang kerja Jaya. Qai menghentikan langkahnya lalu berbalik dengan cepat, saat tahu Thea memanggilnya. “Yes, Hun,” Thea mencebik dengan menahan senyum, karena Qai memanggilnya dengan mesra. “Kamu ada ngomong apa sama papa?” “Aku?” Manik Qai bergulir ke atas sejenak untuk mengingat-ingat. Selama berada di ruang kerja Jaya, Qai memang membicarakan banyak hal. Namun, Qai tidak mengerti obrolan apa yang dimaksud oleh Thea saat ini. “Emang papamu ngomong apa?” “Kenapa papa bilang

