Thea mendengarkan dengan seksama cerita Qai tanpa menyela sama sekali. Ia ingin mendengar dengan detail keseluruhan kisah hidup sang suami dengan teliti, hingga dapat memberi argumen sesuai dengan porsinya. Meskipun, Thea masih tidak percaya kalau semua yang diceritakan oleh Qai ternyata benar adanya. Terlebih lagi, Qai ternyata adalah anak kandung dari pemilik Glory. Perusahaan yang ternyata ingin sekali pria itu lumpuhkan. “Kenapa, gak coba bicara lagi sama papa kamu, Beb?” Thea menanggapi setelah Qai selesai berbicara. “Siapa tahu, waktu itu beliau lagi ada masalah kerjaan, terus kaget juga, kan, waktu ketemu dan bicara sama kamu?” Kepala Qai menggeleng tegas. “Dia, sudah menghina mendiang mamaku. Dan aku gak bisa terima itu. Ditambah, perlakuan ibunya, si Willa itu yang sudah memfi

