Malam pun berlarut, Alin yang terlelap tiba-tiba terbangun oleh perasaan aneh. Dia membuka matanya perlahan dan melirik jam di meja samping tempat tidur yang menunjukkan pukul 2 dini hari. Saat berbalik, dia menyadari bahwa Barry tidak ada di tempat tidur. Rasa heran langsung menyelimuti pikirannya. "Barry?" panggilnya pelan, berharap Barry sedang berada di kamar mandi. Namun, tak ada jawaban. Alin bangkit dari tempat tidur, mengenakan jubah tidurnya, dan berjalan keluar kamar. Dia memeriksa dapur, ruang tamu, bahkan ruang kerja Barry, tetapi tidak menemukannya. Semua ruangan kosong dan hening. Ketika melewati pintu depan, Alin melihat sesuatu yang membuat alisnya berkerut. Pintu itu tidak terkunci. Jantungnya berdebar, dan rasa penasaran membuatnya memutuskan untuk keluar. Begitu bera