Pagi pun tiba, Alin terbangun dengan kepala penuh pikiran. Semalam, bayangan Barry yang keluar dari mobil dengan tergesa-gesa terus terulang di benaknya. Perasaan curiga terus mengganggunya, membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak. “Sulit untuk mempertahankan kepercayaan di tengah semua hal yang nampak didepan mata,” ucap Alin dalam hati sambil duduk memandangi Barry yang masih terlelap di dalam tidurnya. “Tapi aku tak mau menyerah dulu, aku harap semua ini hanya sebatas kecurigaanku saja!” tepis Alin di dalam pikirannya, dia menggeleng mengenyahkan semua bayangan buruk yang menghantui. Dengan helaan nafas panjang, Alin memutuskan untuk turun ke dapur dan membuat sarapan untuk mengalihkan pikirannya. Dia beranjak turun dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi untuk mandi, b