Barry berpikir untuk menghibur Lisa, menurutnya percuma jika mereka sudah tinggal serumah tapi Lisa masih dilanda kebingungan seperti ini. Wanita itu lebih banyak diam dan muram, memikirkan ucapan Arman.
“Lisa, kalau kayak gini terus, nanti kamu sakit, lho!” bujuk Barry, melihat piring Lisa yang masih penuh dengan makan malam mereka.
Lisa tersadar dari lamunannya dan menghela nafas berat, seolah baru teringat jika dia sedang makan, tangannya bergerak mengaduk isi piring dengan malas.
“Aku nggak lapar!” ujarnya.
Barry mendengus pelan. “Aku juga nggak lapar, hanya saja aku juga butuh tenaga untuk memikirkan semuanya,” katanya setengah menyindir.
Lisa mendelik ke arahnya dengan tatapan kesal, tapi dia tak banyak bicara dan hanya menghela nafas gusar menanggapinya. Dia beranjak dari kursi
