Tubuh Alin berkhianat ketika tangan kokoh dengan sedikit bulu itu menjamah tubuhnya, menggerayangi setiap inchinya. Aku mencoba menahan agar suaraku tidak keluar dan menambah dia semakin b*******h karena mendengarnya. Tapi ... "Hmmmhhh ...." Alin mendesah dalam gumamanya. Suara lenguhan pelan Alin membuat Arman semakin menjadi. Alin pun merasa seperti ada sengatan listrik yang menghantar menjadi gairah dalam saraf-saraf tubuh yang mulai pasrah. "Ahhh ...," pekik Alin, tidak dapat lagi menahan suaranya saat Arman mendadak menghisap puncak bukit kembarnya "Ssshhh ...." Lagi-lagi dia mendesis. Rasanya begitu nikmat karena sesekali pria itu mengigit nakal dan menggelitik dengan indra pengecapnya. Menghisap dan tangan satunya memelintir puncak bukit kembar yang satunya. 'Plop!' Arman