Pagi ini, Alin duduk di lantai kamar mandi, tubuhnya gemetar setelah muntah hebat. Wajahnya pucat, dan peluh kecil menetes di dahinya. Morning sickness yang dialaminya kali ini terasa lebih parah dari biasanya. Barry berdiri di pintu kamar mandi dengan wajah penuh kekhawatiran. "Alin, kamu kenapa? Apa kita perlu ke rumah sakit? Aku bisa mengantarmu sekarang," ucapnya dengan nada cemas, tangannya bergerak mencoba membantu Alin berdiri. Alin menggeleng pelan, menahan lemasnya tubuhnya sambil bersandar di tembok. "Aku tidak apa-apa, Barry. Ini cuma morning sickness. Normal, kok. Kamu hampir terlambat, jadi pergilah kerja," jawabnya sambil memaksa tersenyum. Barry mengerutkan dahi, tidak yakin dengan jawaban Alin. "Aku bisa ambil cuti hari ini. Kamu terlihat sangat lemah, Alin. Aku tidak b