Galih dan Seno tiba di kamp Enjelin, dua pria itu segera turun dari dalam mobilnya. Benar saja, begitu melihat Galih tiba di sana otomatis gerbang kediaman Enjelin terbuka. Galih dan Seno disambut oleh beberapa pengawal, mereka mengantarkannya masuk ke dalam. “Silakan duduk, saya akan memanggil Nona Enjelin.” Salah satu dari pengawal masuk ke dalam untuk memanggilkan Enjelin, beberapa menit kemudian mereka kembali. Beberapa pelayan meletakkan minuman di atas meja, Seno segera mengambil gelas tersebut untuk meneguk isinya. Galih tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan Seno, pria itu mengendus dalam gelas yang dipegangnya sebentar. “Kenapa Bang?” Tanyanya dengan wajah bingung. “Tidak apa-apa, minumlah.” Galih mengukir senyum, pria itu mengusap tengkuknya sambil menatap ke arah Seno.