Galih dan Rangga tiba di kantor, Rangga masih tidak sadarkan diri. Galih meminta Seno untuk membawanya turun dari dalam mobil. Pria itu dibawa masuk ke dalam ruangan kerja Galih. “Apa sebaiknya tidak kita masukkan sel saja, Bang?” Saran Seno pada Galih. “Pria ini tidak akan kabur, sudah rebahkan saja di sofa. Sudah malam, kamu tidak pulang?” Tanya Galih seraya melepaskan jaketnya lalu duduk di sofa tunggal yang ada di seberang meja. “Bukannya aku harus menjaga pria ini?” Seno menatap Rangga dan Galih bergantian. “Tidak perlu, pulanglah. Hari sudah larut malam, lagi pula juga sudah waktunya berganti shift.” Galih meluruskan kedua kakinya di atas meja seraya bersandar pada sandaran sofa, pria itu memejamkan kelopak matanya. Seno tidak berani membuka kata, pria itu segera berlalu keluar