Ch46-Redup

1119 Kata

“Dia pergi begitu saja.” Gumam Galih seraya melanjutkan perjalanannya menuju padepokan. Di sisi lain.. “Hei Kenanga! Hihihihi!” Suara tersebut membuat langkah kaki wanita tua yang sempat mengganggu perjalanan Galih terhenti. “Sraaakk! Duk!” Nyai Ratih mendarat di depan Kenanga. “Untuk apa kamu menghadangku, minggir! Biarkan aku pergi!” Ucapnya sambil terus berjalan melewati Nyai Ratih. Nyai Ratih tidak mau berhenti, wanita itu menghadang Kenanga menggunakan tongkat dalam genggaman tangannya. “Dia milikku! Berani-beraninya kamu menggodanya!” Serunya pada Kenanga. “Siapa yang menggoda siapa? Selendangku turun saat dia melewati pohon tempatku bersemedi, aku bangun dari semediku dan melihat pria itu yang menggenggam selendangnya. Pria itu memutuskan sayembara yang aku buat.” Jelasn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN