“Hati-hati di jalan ya,” ucap Naya pada suaminya. “Hm, okey. Baby, bisa cium aku sekali lagi,” balas Steve sambil tersenyum, entah kenapa ia merasa tidak rela berpisah dari Naya, walau hanya sebentar. “Kamu kenapa, hm? Tidak mau berpisah dariku?” Naya mendekat dan langsung meraih kedua pipi Steve, dikecupnya bibir suaminya itu dengan cukup dalam. “Sudah?” Steve mengusap pipi Naya, kemudian mengecup keningnya. “Aku mencintaimu, tak peduli walaupun aku tidak lagi mengingatmu, aku akan terus mencintaimu, Baby.” Naya terdiam mendengarnya. “Lupa? Apa kamu mau melupakan aku?” Steve terkekeh pelan. “Mana mungkin, astaga kenapa aku malah mengatakan hal itu. Lupakan saja, Baby. Aku tidak akan pernah melupakan kamu, aku akan selalu mengingat kamu, oke?” Perasaan Kanaya kala itu mendadak tid