“Jadi, apa rencanamu? Apa kamu berniat menjebaknya dengan sebuah lip balm Cherry? Hahahaha kalau iya, kamu benar-benar bodoh. Mana mungkin seorang Steve bisa kamu kelabuhi dengan hal semacam itu,” ucap seorang pria yang saat ini berusia lebih dari setengah abad itu.
Wanita itu menyeringai sambil meneguk minuman yang ada di tangannya.
“Ini hanya permulaan dari prahara yang akan aku buat untuk rumah tangga mereka. Jangan harap aku akan menyerah sampai di sini, sebelum mereka membayar kehancuran ku dengan dengan kehancuran mereka.”
Pria di sebelahnya tersenyum miring, sambil menarik dagu wanita yang usianya lebih muda dua tahun dari Steve itu.
“Berikan aku satu ciuman.” Pria itu menyentuh permukaan bibir wanita di sampingnya.
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi pria tua itu. “Jangan men
