“Bunda?” Audri membelalak. Jantungnya mendadak berdegup kencang hanya dengan membayangkan Elang memanggilnya ‘bunda’. Entah kenapa ia jadi sedikit tersipu. Elang mengangguk mantap. “Om Ron yang ajarin Elang.” “Om Ron?” Audri membeo sekali lagi. Otaknya seolah berhenti bekerja. “Iya. Om yang di rumah sakit itu.” Elang menjelaskan seadanya. “Oh!” Mulut Audri membulat. “Iya, iya! Emang om Ron bilang apa?” “Katanya, Tante Audri itu bundanya Elang. Jadi Elang bisa panggil ‘bunda’.” “Oh, gitu?” Audri tertawa pelan, mengusap puncak kepala Elang lembut. “Terserah Elang, mau panggil bunda boleh, apa aja boleh.” Elang hanya mengangguk. Sementara Aslan kembali mencium kening putra semata wayangnya itu. “Papa berangkat, ya? Baik-baik sama Bunda di rumah.” Ia sengaja menekankan kata ‘bunda’, men