Audri menuruni tangga dan melompat turun, mendaratkan kakinya di lantai ruang bawah tanah. Ia mengeluarkan ponselnya dan segera menyalakan senter, menerangi seisi ruangan sambil terus berjalan semakin jauh. “Nggak ada apa-apa di sini?” gumam Audri saat ia terus berkeliling ruangan. Ruang bawah tanah itu memang kosong. Hanya ada beberapa barang-barang usang yang diletakkan sembarangan di sudut-sudut ruangan. Tidak ada ranjang tempat Panca diikat apa lagi sosok pria itu. Bahkan jejaknya saja tidak ada. Ruang bawah tanah itu seolah tak pernah dijamah. Setelah beberapa menit berada di bawah sana, Audri akhirnya keluar dan menutup kembali pintu besi itu. Menutup karpet tebal yang menutupinya juga dan duduk di atasnya. “Terus waktu itu apa mereka turun ke bawah sini, ya? Tapi ngapain?” gumam