“Pak Arkan, saya kangen banget!” Naura langsung berhambur memeluk Arkan begitu Arkan membukakan pintu apartemennya. Arkan membalas pelukan itu sekilas sebelum mendorong tubuh Naura menjauh. Naura yang merasakan dorongan itu seketika mengernyit. “Pak, saya ada salah?” tanyanya khawatir. Arkan mendengus pelan dan berbalik. Berjalan masuk ke dalam apartemennya dengan kedua tangan di dalam saku. “Masuklah, Naura.” Tak ingin memperburuk suasana, Naura akhirnya hanya mengekor dan masuk ke dalam apartemen yang beberapa minggu terakhir menjadi tempatnya mengeksplor hal-hal baru bersama Arkan. Mereka duduk di sofa ruang tengah. Arkan sudah menyiapkan minuman dan cemilan. “Bagaimana magangmu di kantor kakakku?” tanyanya tanpa basa-basi. Melihat Arkan yang seolah memberi jarak pada mereka berdu