“Tunggu, Om.” Audri mengangkat tangan, meminta Aslan berhenti bicara. “Hm? Kenapa?” “Kenapa Om menyimpulkan kalau Om nyakitin fisik dan hatiku?” Aslan mengernyit bingung. “Bukannya emang iya?” “Dari mana Om nyimpulin?” Kernyitan di dahi Aslan semakin terlihat jelas. Ia tak menyangka Audri akan bertanya demikian dan bukannya langsung menyetujui. Aslan menoleh, menatap Audri tak percaya. Ia mencoba membaca ekspresi sang istri dengan benar. Tak Audri sama sekali tidak terlihat bermain-main dengan ucapannya. “Bukannya waktu itu aku menyakitimu? Secara fisik?” Aslan mencoba melemparkan umpan. “Waktu itu kapan?” Audri mengernyit bingung, sebelum akhirnya tersadar. “Oh, waktu Om cemburu nggak jelas itu? Waktu aku dituduh selingkuh itu?” Aslan meringis, merasa bersalah karena telah menudu