Tubuh Agnes yang lemah bergoyang-goyang pelan di atas brankar yang membawanya masuk ke ruang UGD. Aslan mengikuti perawat dan dokter yang mendorong brankar itu, sementara Audri menemani Elang di luar pintu UGD karena hanya satu orang yang diperbolehkan masuk. Agnes ditemukan sudah tergeletak di ruang tamu rumahnya. Pingsan dengan beberapa bercak darah di area mulut dan hidungnya. Entah, apakah ia mimisan atau batuk darah. Namun satu hal yang pasti, ia masih hidup. Dokter mulai melakukan pemeriksaan, seorang perawat menghampiri Aslan. “Bapak walinya?” “Eh?” Aslan tertegun. Jika ia mengiyakan, maka seterusnya dirinya yang akan bertanggung jawab terhadap semua tindakan dan perawatan yang diterima Agnes. Dan tentu saja ia tak punya pilihan selain mengiyakan, siapa lagi yang bisa menjadi wa