Kau hanya butuh seseorang yang menghargaimu dan memberimu cinta dan sebuah ketulusan...
Tapi kenapa sering kali kau mengambil langkah yang salah
Sering kali kau menyakiti perasaanmu...
"HANYA UNTUK MEMILIH ORANG YANG TAK TEPAT! "
***
" Apa perkerjaanmu hari ini sangat melelahkan." Xander memeluk tubuh wanita yang telah menjadi istrinya selama 17 tahun ini,benar tak ada yang berubah dari rasa cinta Xander kepada Veronica Jahson yang tanpa sengaja membuatnya merasa jatuh cinta.
Meskipun di usia yang hampir 48 tahun Veronica masih terlihat sangat cantik. dengan tubuh yang terawat karena, dirinya adalah seorang model.
" Tidak.hari ini tidak banyak pemotretan yang aku lakukan,hanya beberapa produk kecantikan." Veronica memutar kursi meja riasnya dan menatap pria yang menjadi suaminya saat ini,seorang Xander pengusaha terkenal di belahan dunia dengan banyak bisnis yang dijalani hampir seluruh dunia.
Entah kenapa hingga detik ini Veronica masih tak menerima Xander seutuhnya.Veronica mencintai Xander,hanya saja Veronica masih belum terbuka sepenuhnya pada Xander akan masa lalunya.bahkan hingga detik ini Veronica tak menceritakan bahwa ia memiliki seorang putri kepada Xander.
" Lalu kenapa raut wajahmu menunjukkan hal sebaliknya." Xander merasa Veronica seperti menyembunyikan sesuatu darinya.ini bukan pertama kalinya, Xander merasakan hal itu.hanya saja,ia memilih untuk tetap diam dan tak memaksakan suatu hal yang akan membuat Veronica membencinya.
" Hanya memikirkan suatu hal kecil.aku hanya berpikir bahwa kita seperti orang tua yang kesepian,rumah ini sangat luas tapi satupun anakmu tak pernah tinggal menetap disini." Veronica menutupi masalahnya dan membahas hal yang juga sempat membuatnya kepikiran.
" Mereke memiliki kehidupan pribadi sayang aku yakin suatu saat nanti Marcel dan Arthur akan kembali ke rumah ini,apa lagi dalam waktu dekat ini Arthur akan menikah." Xander pipi istrinya dan membawa tubuh Veronica kedalam pelukannya.
Xander tau setiap kali Veronica membahas masalah anak wanita itu pasti akan sedih.karena Xander tau sampai kapanpun Veronica tak akan bisa memberikan keturunan untuknya.
Xander memahami hal itu.karena Veronica telah mengatakannya berulang kali saat Xander masih bersih tegas ingin menikahi Veronica.
" Apa kau akan membenciku suatu hari nanti jika aku mengatakan kebenaranya?." Veronica hanya bisa mengatakan hal itu di dalam hatinya karena selama ini.ia hanya ibu yang pengecut bahkan tak pernah sekalipun Veronica datang menemui anaknya yang ia tinggalkan di Boston.
" Mommy merindukanmu nak,maaf mommy belum bisa menemuimu." Veronica berusaha menahan air matanya agar tak membuat Xander curiga,karena selama ini Veronica menyisikan sebagian uang yang ia dapat dari Xander untuk memberikannya kepada anaknya Veronica.
Veronica hanya ingin anaknya Valery mendapatkan kehidupan yang layak,makan yang cukup.meskipun kasih sayang masih belum bisa Veronica lakukan bahkan mungkin sampai ia mati sekalipun rahasia ini akan selalu ia bawa.
****
Valery menikmati makan malamnya di sebuah restoran kecil yang berada tak jauh dari apartemenya.bahkan hanya perlu berjalan kaki berapa meter untuk sampai di sana.
Malam ini ia bisa bernafas dengan tenang,karena dirinya baru saja menerima pesan bahwa Arthur tak bisa datang menemuinya malam ini. Karena pria itu sedang melakukan perjalan bisnis selama 2 hari,mendengar akan hal itu serasa seperti surga bagi Valery meskipun hanya 2 hari.
Seseorang datang duduk di hadapan velery dengan membawa napan yang berisi makanan.Valery yang awalnya hanya fokus mengisi perutnya kini mengangkat kepalanya untuk melihat siapa pria yang dengan santai duduk tanpa permisi padanya.
" Apa aku tak boleh bergabung makan bersamamu." Mata Valery membesar saat sekian kali ia kembali di pertemukan dengan Marcel pria yang membuat Arthur menumbuhkan tanduknya jika tau Valery bersama pria ini.
Tapi kali ini Valery tak perlu menghindar ataupun merasa takut.karena Arthur sedang tak bersamanya,dan tak mungkin Arthur mengirim penguntit untuk mengikutinya bukan?
" Tentu saja." Valery berbicara tanpa ekspresi bahkan untuk menatap lawan bicarakan pun tak ia lakukan.
" Baiklah." Marcel tersenyum di dalam hati saat melihat wanita imut yang terus saja membuat Marcel kepikiran. Entahlah kenapa kali ini Marcel sangat tertarik untuk merebut mainan Arthur,padahal Marcel sudah tau bahwa adiknya itu akan membencinya melakukan hal itu lagi.tapi bagi Marcel ia tak pernah merebut apapun dari adiknya itu,hanya saja beberapa boneka Arthur malah mengejar cinta Marcel.
Tapi sekali lagi Marcel tak akan menanggapinya.karena apapun milik adiknya tak akan membuat Marcel menyukainya,ia tak menyukai hal yang bekas tapi lain ceritanya kali ini.Marcel malah berpikir sebaliknya.
" Kita telah banyak bertemu,perkenalkan namaku Marcel Davidson." Marcel mengulurkan satu tangannya pada wanita yang terlihat malu malu itu.
" Valery Ashley." Meskipun dengan sedikit keraguan Valery tetap membalas jabatan tangan Marcel.
" Tak perlu merasa takut padaku,aku tidak sejahat Arthur.kali sedarah tapi tidak dengan sifat yang sama." Marcel tersenyum saat melihat wanita itu hanya terdiam dengan wajah bingungnya.
" Apa dia bisa membaca masa depan? Kenapa dia tau aku merasakan ketakutan? Bahkan ia mengatakan sifatnya berbeda dari Arthur." Valery seperti berada di dunianya sendiri bertanya tanya meskipun Marcel kini sedang tersenyum lebar padanya.
" Apa wajahku terlibat seperti itu?." Valery menyentuh kedua pipinya tiba- tiba saja ia merasa malu berada di depan Marcel.
" Sangat jelas.bahkan saat ini kau terlihat malu malu sangat lucu di mataku." Marcel terkesan membesar-besarkan dan mengutarakan ucapnya bisa dikatakan hal itulah yang membuat ia berbeda dari Arthur.yang lebih banyak menyembunyikan perasaanya,di banding mengutarakannya.
" Maaf." Valery menunduk ia merasa benar benar malu sekarang bahkan saat ini malah ingin melarikan diri dari Marcel,dan satu hal lagi jantung Valery berdegup dengan kencang tanpa ia tau penyebabnya.munkin saja karena Valery merasa ketakutan jika Arthur mengetahuinya.
" Untuk apa kau meminta maaf,permintaan maaf tak bisa aku terima sebelum kau melakukan satu hal untukku." Marcel menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya kulit putih itu terlihat sangat kontras dengan kemeja hitam serta rambut coklat keemasannya.
" Melakukan satu hal? Apa maksudmu." Valery tak mengerti akan ucapan Marcel, bagaimana pria itu memintanya melakukan satu hal sedangkan Valery saja baru berkenalan secara formal hari ini.
" Aku hanya memintamu menjadi temanku,tak perlu merasa ketakutan seperi itu.apa wajahku sangat mengerikan? hingga sedari tadi hanya wajah datar dan tatapan ketakutan yang kau tunjukan." Marcel menarik gelas yang berisikan air putih,dan meneguknya dengan santai.hingga air didalam gelas itu,kosong tanpa meninggalkan setetes pun.
Entah kenapa semakin berdekatan dengan wanita yang bernama Valery ini jantung Marcel semakin berdetak tak jelas.bahkan suara halus yang meminta maaf padanya,beberapa menit yang lalu masih terngiang-ngiang dalam otak Marcel.Valery benar benar memiliki power yang besar dalam kehidupan Marcel.
" Aa.. Aku pikir kau meminta hal yang aneh." Valery tersenyum tipis tanpa sengaja baru saja ia hampir ketakutan karena ucapan Marcel,tapi setelah mendengar Marcel yang hanya meminta permintaan yang sederhana bagi Valery membuat ia merasakan lega dalam waktu bersamaan.
" Aneh?." Marcel seakan memancing Valery untuk mengatakan sesuatu,karena Marcel tau bagaimana sikap buruknya Arthur.
" Tidak aku hanya salah menanggapi." Valery mengalihkan tatapannya kearah lain,hal itu semakin membuat Marcel curiga Valery benar benar di perlakukan tak nyaman oleh Arthur.dan satu hal lagi yang segera Marcel sadari saat tangan Valery terlihat menutupi satu pergelangan tangannya yang lain.
" Kau terluka?." Marcel menyentuh tangan Valery yang membiru seperti sebuah cengkraman kuat hingga meninggalkan bekas seperti itu.
" Aku baik baik saja." Valery menarik tangan dari Marcel hal itu membuat Marcel tersadar bahwa ia telah melampaui hal di luar batas. Dan mungkin saja Valery tak nyaman akan hal itu.
" Baiklah aku harus pergi Marcel,aku harus pulang dan istirahat senang bertemu denganmu." Valery berdiri dan mengambil mantel dingin miliknya,yang ia sampirkan di sandaran kursi.
Marcel hanya hanya mengangguk dan tersenyum ia terus melihat tubuh Valery. Yang kini telah berjalan jauh keluar dari restoran bahkan hingga Valery keluar dari restoran, mata Marcel masih terus memperhatikannya.
" Apa aku harus merebut dari pria b******n itu." Marcel mencekam jemarinya menahan amarah memikirkan betapa buruknya sikap Arthur.
Arthur dan dirinya adalah saudara kandung tapi berbeda ibu.Marcel sedari kecil tak pernah merasakan memiliki seorang ibu harus dipertemukan dengan seorang anak laki laki,yang hanya berbeda usia 1 tahun lebih muda darinya.
Dan hal yang harus diterima oleh Marcel meskipun ia tak menginginkan.Arthur tetaplah adiknya,ia tubuh bersama Arthur hingga dewasa berumur 19 tahun. Satu hal yang tak pernah Marcel lupakan adalah hari dimana dirinya melihat Arthur terbaring di rumah sakit dengan banyak luka di sekujur tubuhnya.
Padahal itu pertemuaan pertama mereka,tapi Marcel harus menunggu sangat lama hingga Arthur sadar,bahkan Arthur mengalami trauma yang membuatnya melupakan ingatanya.tapi satu hal yang tak akan pernah berubah hingga detik ini Arthur tetap membencinya.Arthur tak akan pernah menerima Marcel sebagai kakaknya meski sebaik apapun Marcel di mata Arthur.
Untuk itu mulai detik ini.Marcel akan mengatakan bahwa ia tak peduli apa padangan Arthur kepadanya,tak perduli lagi bagaimana tatapan benci Arthur yang dulu selalu membuat Marcel menangis.
Kali ini Marcel tak akan mengalah lagi kepada Arthur.karena ia memiliki tujuan untuk merebut Valery dari Arthur bagaimanapun caranya.
" Aku tak akan membiarkan Valery terus bersama Arthur." Marcel berdiri dan berjalan pergi meninggalkan restoran tanpa menyentuh makanannya,selera makanya kini telah hilang ia hanya terus memikirkan cara untuk mendapatkan hati Valery.
****
Sedangkan di belahan negara lain Arthur yang sedang menikmati makan malam di sebuah hotel besar yang menjadi tempat tinggalnya dua hari ini.
Handphone tiba-tiba saja mendapatkan notifikasi dari seseorang yang ia pekerjakan untuk mengikuti Valery selama ia tak berada disana.amarahnya tak bisa ia tahan saat melihat foto Valery bersama seorang pria,bahkan pria itu menyentuh permukaan tangan Valery.
Arthur benar benar penasaran siapa pria itu.tapi,dirinya kembali mendapatkan pesan bahwa ia sulit untuk menangkap wajah pria itu karena terlindung oleh tanaman yang ada di depan restoran itu.
" Jadi kau berani untuk bermain dibelakang!!." Arthur berteriak dan melemparkan ponselnya pada dinding depannya,tak hanya itu ia bahkan memecahkan gelas wine yang berada di tangan kirinya. Matanya terlihat sangat menampilkan kilat kemarahan yang berkobar kobar.
Bukankah sudah ia katakan bahkan dirinya sangat membenci bonekanya di sentuh pria lain,dan ia juga membenci mainannya itu bermain nakal di belakangnya.tapi,setelah melihat ini sungguh tak dapat Arthur percaya bahwa bonekanya itu juga berani bermain di belakangnya hal itu membuat Arthur berpikir untuk membalas perlakuan Valery sebagai hukuman karena,berani melawan perintahnya.
"Tunggulah Valery aku akan membalas semua yang kau lakukan saat aku kembali." Arthur tersenyum lebar seperti terlihat sangat bahagia dan terlihat seperti orang yang sakit jiwa.
" apa kau pikir aku tidak tau dan tak melihat semua kelakuanmu?." Arthur tersenyum sinis tak sabar untuk segera kembali menemui Valery.
****