Author's POV "Lain kali nggak usah pergi belanja kalau bukan Mas yang ngantar. Kalau butuh apa-apa yang urgent catat saja dan berikan pada Pak Karyo biar beliau yang membelinya." "Hu um." "Kapan beli perlengkapan untuk bayi kita?" "Setelah acara tujuh bulanan saja, Mas." "Oke." Sebenarnya ada yang ingin dikatakan pada sang istri. Tentang kecemasan yang melebihi dari apa yang sudah ia ucapkan. Perasaannya takut kalau ada yang berniat mencelakai istrinya. Dia juga tahu kalau adiknya sendiri menyukai Embun. Dari cara memandang saja Andrean tahu kalau Hendriko memiliki perasaan itu. Andrean merapatkan tubuhnya kemudian memeluk erat sang istri. Embun yang tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan suaminya, membalas pelukan itu meski terhalang oleh perutnya. Dia pikir, Andrean sedan