Fariq menggeleng. Sebenarnya dia sangat penasaran dengan pria yang telah menggantikan posisinya. Namun untuk menghindari rasa kecewa yang dalam, Fariq lebih baik tidak mencari tahu. Mungkin suatu ketika nanti, entah kapan itu, mereka pasti akan dipertemukan. Toh mereka juga tinggal di kota yang sama. Tidak ada yang mustahil untuk itu. "Mas, maaf aku pergi dulu ya. Sudah sore," pamit Embun. Lebih baik ia menyusul Yani saja daripada bicara terlalu lama dengan mantan suami. Takutnya Karina melihat bisa salah paham dan mengamuk. "Kamu sendirian?" "Enggak, aku sama Yani. Dia masih belanja." "Oke, hati-hati, ya." Pesan Fariq sambil tersenyum. Embun mengangguk kemudian pergi ke toko perlengkapan sekolah. Di sana Yani baru saja selesai membayar di kasir. Keduanya langsung keluar dan menuju l