Jam sembilan malam satu per satu rekan yang di undang keluarga Fariq berpamitan. Andrean meraih jemari istrinya. "Kita pulang." Embun mengangguk dan ikut berdiri. Mereka berpamitan pada tuan rumah. Menyalami orang-orang yang masih ada di dalam ruangan. "Pak Fariq, kami permisi dulu," pamit Andrean. Fariq menyambut tangan pria itu dan juga tangan Embun. Lantas turut berdiri dan mengantarkan mereka hingga ke parkiran. Bu Salim sedih ketika di salami Embun dan Andrean. Beliau seperti ikut merasakan bagaimana hatinya Fariq saat itu. Karena egonya semua menjadi berantakan. "Maaf, Pak Fariq. Kalau kehadiran saya dan Embun membuat tidak nyaman acara dinner malam ini." Andrean berkata pada Fariq setelah sampai di sebelah mobilnya. Kedua pria itu berdiri saling berhadapan dengan kedua tangan d