“Ya Tuhan! Gean, apa yang sudah kita lakukan?” Kayla seketika bangkit dari posisi tidurnya tadi dan sedikit menghempas tangan Gean yang sejak tadi memeluknya dengan begitu erat. Seketika gerak bola mata Kayla gamang. Antara percaya dan tidak percaya atas kejadian yang sudah dirinya dan Gean lakukan. Kayla mengusap wajahnya kasar. Raut wajahnya nampak begitu kebingungan begitu dia menyadari jika apa yang dirinya dan Gean lakukan tadi adalah sebuah kesalahan yang fatal. Ini nyata, ini benar adanya. Bahkan dia masih bisa merasakan bagaimana sentuhan Gean, membekas di beberapa bagian tubuhnya sekarang. “Ini tidak benar, Gean. Ini salah!” lirih Kayla dengan bibir bergetar. Kayla memeluk dirinya sendiri kemudian menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang seketika basah oleh air matanya y