Mobil Raka berhenti di depan gerbang rumah keluarga Citra. “Tan, kami langsung aja ya.” “Gak mau mampir dulu nih?” “Gak usah, Tan. Udah gerah badan.” “Ya sudah. Makasih ya. Istirahat. Jangan lupa tadi vitaminnya diminum,” Hayu menepuk pundak Raka yang duduk di depannya sambil beranjak keluar. “Makasih ya, Bang Raka, Bang Yudha,” Citra bergeser mengikuti ibunya yang sudah lebih dulu keluar. “Cit,” Raka meraih tangan Citra saat gadis itu sudah menjejakan satu kakinya keluar di aspal. “Besok kita off tiga hari sebelum ke Jogja, kamu ada waktu kan?” “Emmm,” Citra menatap pergelangan tangannya yang masih dipegang Raka. “Saya mau selesein bimbingan skripsi dulu.” “Kabari aku jam berapa kamu selesai.” Tak ada yang sadar dari keduanya jika tangan mereka sudah saling menggenggam. Hayu yang