chapter 34

1209 Kata

Ayana duduk di sebelah sebuah pusara dengan Bunga-bunga segar di atasnya pertanda itu adalah makam baru, dengan nisan yang masih terbuat dari kayu. Ayana membelai nisan kayu itu yang bertuliskan nama Gian Alvar Reiner dan tanggal kematiannya. Mata Ayana sembab karena terlalu banyak menangis, lehernya terdapat perban dimana kemarin ia menarik kalung itu hingga melukai lehernya. Hari ini acara pemakaman Gian, semua pelayat sudah pulang, begitu juga Maura dan keluarga. Mereka mengajak Ayana pulang tapi Ayana menolak karena ingin lebih lama di pemakaman. Hari beranjak sore, Ayana meninggalkan area pemakaman. Ia berjalan gontai menuju jalan untuk mencari taksi, di dalam taksi sesekali air matanya menetes tak bisa di cegah. Bayangan kebersamaannya dengan Gian berkelebat silih berg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN