Sepulangnya dari Anyer, Gian mulai heran dengan dirinya sendiri. Wajah Ayana yang penuh rasa takut saat mengetuk kamarnya sering melintas di fikirannya, Ia mengacak acak rambutnya frustasi. Ayana membuatnya tak konsentrasi pada pekerjaannya saat ini, padahal ia Sedang mengerjakan proyek penting. Ia berfikir kalau terus begini pekerjaannya tidak akan selesai, ia ingin menyelesaikan masalah ini. Hari ini iapun berniat pulang lebih awal dan membicarakannya dengan Maura, setiap ada masalah Gian memang selalu minta pendapat pada Maura, tentang apapun itu karena Maura adalah satu satunya yang ia miliki di dunia ini. Gian memarkirkan mobilnya di garasi bersebelahan dengan motornya, ia masuk rumah dan mencari Maura yang ia temukan berada di dapur "Loh Gi, kok jam segini udah pulang.