Ayana menatap layar laptopnya dengan mata menerawang, ia tak bisa konsentrasi bekerja karena memikirkan keinginan Gian yang ingin segera bertemu kedua orangtuanya. Ia lihat jari manisnya yang melingkar cincin dari Gian. Ia putar putar cincin itu, kemudian ia sandarkan punggungnya. Ia menghembuskan nafas panjang menghilangkan keresahan dihatinya. Ia yakin sekali jika papanya akan menolak keinginan Gian, ia sangat tahu sifat papanya itu yang melihat orang dari kedudukan dan materi. Seminggu ini Gian selalu menanyakan kapan ia bisa bertemu kedua orang tua Ayana, hal ini membuat Ayana bingung, tapi ia harus segera mempertemukan Gian dengan mama dan papanya agar semuanya cepat selesai. Ayana mengirim sebuah chat pada Gian "Mas Gian, ntar malam sibuk? Aku mau ajak ketemu papa" Sen