“Tidak ada cinta yang salah di dunia ini, hanya manusianya yang terkadang menyalah artikan sebuah kata cinta itu.”
***
Keluarga Agni berusaha menghubunginya. Perasaan mereka tidak karuan saat ini, takut jika Agni mendapatkan masalah dari identitas yang dia rahasiakan. Sebagai anak bungsu Maheswara, Agni adalah sasaran empuk. Apalagi demi meminta sebuah bayaran dari kekayaan yang mereka miliki. Hanya saja, Maheswara tahu, Agni tidak akan sebodoh itu dengan cinta. Mereka yakin Agni bisa melihat kebenarannya sendiri tanpa harus mereka paksa. Hanya saja, jika Agni melawan mereka sendirian maka Agni yang akan dalam masalah besar. Mereka tidak mau kehilangan Agni. Sosok ceria dalam kehidupan mereka.
"Kita tidak bisa menerobos tempat di mana Agni berada saat ini. Yang harus kita lakukan sekarang adalah, menunggu. Jika kita gegabah maka hal buruk akan terjadi pada Agni." suara tegas David Maheswara menjadi jawaban paksaan malam yang begitu mencekam ini. David tahu, telepon tadi adalah peringatan. Lelaki berusia 56 tahun itu sudah tahu apa yang tengah terjadi pada anak bungsunya. Pasti lelaki itu tengah memikirkan cara memeras anak bungsunya. Apalagi dia adalah direktur di salah satu anak perusahaan miliknya.
"Tapi say--"
"Alisha. Sudah malam. Kita semua harus istirahat." Alisha menatap kecewa suaminya. Begitu juga dengan anak-anaknya kecuali anak pertamanya yang masih diam di tempatnya menatap David dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Aku akan bantu Papa. Apa pun rencana yang ada di kepala Papa akan aku lakukan. Tapi, sebelum Papa melakukan rencana itu. Biarkan permainan ini dimenangkan oleh Andra. Dengan begitu Agni akan percaya kalau cinta yang dia miliki pada Andra hanyalah satu pihak. Papa tenang saja, aku kan tempatkan orang-orangku untuk menjaga Agni kita. Istirahat lah, Pa. Papa juga butuh istirahat." Gajendra tahu, rencananya ini akan membuat adiknya sakit atau bahkan bisa saja mati di tangan mereka. Tapi, bukan Gajendra namanya jika dia tidak memiliki rencana hebat dikepalanya. Buat apa bersahabat lama dengan Alden Johnson, kalau hal seperti ini tidak bisa dia tangani sendiri. Ya, Gajendra belajar banyak hal dari permasalahan keluarga Johnson. Keluarga yang kekayaannya tidak bisa terhitung jumlahnya.
“Baiklah, lebih baik kita istirahat. Kita tunggu kabar dari Agni besok pagi.”
****
Agni membuka matanya, air mata yang membasahi wajahnya tidak berhenti turun malam ini. Tangisan heningnya membuat Agni tersadar betapa bodohnya dia selama ini. Kenapa dia bisa terjerat dengan lelaki yang memiliki kata-kata manis tapi layaknya sampah bagi Agni saat ini.
Agni mencoba memejamkan matanya, tapi tidak bisa. Bayangan sentuhan paksa suaminya membuat Agni merasa takut, takut jika lelaki itu kembali memperlakukan dia seperti binatang. Agni tidak tahu kenapa dia tidak pernah percaya kata-kata keluarganya. Bukan kah seharusnya dia lebih percaya mereka dibandingkan orang lain?
Kini, nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa Agni lakukan selain menjalankan kehidupannya saat ini. Bahkan Agni tidak mau lagi jatuh cinta pada suaminya. Agni akan menghapus perasaan suaminya perlahan-lahan. Jika waktunya tiba, dia akan membalas perbuatan mereka semua tanpa terkecuali. Ia akan membuat mereka semua membayar segala luka yang malam ini Agni terima. Luka yang pastinya tidak akan sembuh dengan mudah dan ia bersumpah akan membuat mereka membayar semuanya!
Agni mengambil ponsel genggamnya, luka-luka ditubuhnya terpaksa Agni foto dan kirimkan pada seseorang yang akan jadi penyelamatnya nanti. Biarkan Agni saat ini mengikuti permainannya yang terpenting, Agni harus tahu apa alasan suaminya dan keluarga besarnya memaksakan pernikahan mereka untuk segera dilaksanakan sebelum pada waktunya.
Agni yakin alasan utamanya adalah uang, jika benar masalah uang itu artinya mereka akan meminta sesuatu hal yang besar pada Agni suatu saat nanti. Entah saat ini atau nanti, Agni yakin percakapan mengenai uang akan terjadi.
“Aku harus ke Anjani sekarang,” kata Andra—suami Agni yang sudah membuka matanya. Andra tidak peduli rasa sakit yang Agni terima, ia malah melengos pergi setelah berkata dia ingin ke Anjani.
Ya. Anjani adalah nama panjang sahabat Agni yang selalu dia sapa Ani. Anjani sudah Agni anggap seperti saudaranya sendiri. Jatuh bangun kehidupan Anjani ada Agni di dalamnya. Hingga Anjani dan Andra dapat pekerjaan yang bagus saja semua atas usaha Agni. Andra tidak mungkin jadi direktur di perusahaan keluarganya tanpa penjelasan Agni pada keluarganya. Begitu juga dengan Anjani. Wanita itu tidak mungkin menjabat sebagai Manajer keuangan jika tidak ada bisikan gaib Agni pada keluarganya. Harusnya mereka berdua sadar jika jasa Agni pada keduanya sangat besar. Tapi, kebaikan Agni malah di permainankan seperti ini. Bukan kah tidak adil?
Agni tidak peduli rasa sakit disekujur tubuhnya, atau teriakan sensual dari kamar sebelah. Yang Agni pikirkak saat ini hanya satu. Agni merindukan ibunya. Walau bukan ibu kandung, Agni sangat merindukannya bahkan rasanya ingin sekali Agni peluk. Agni butuh ibunya lebih dari siapapun di dunia ini. Agni butuh semangat ibunya.
“Aku akan menunggu sampai waktu di mana aku akan keluar dari rumahku sendiri.”
Ya, rumah yang Agni tempati saat ini adalah rumah atas hasil kerja kerasnya selama ini. Rumah ini memang atas nama Agni, tapi Andra dengan lancangnya memboyong semua keluarganya ke sini bahkan Anjani juga dengan alasan ‘karena kita menikah harta bersama’
Huftt, Agni tidak habis pikir. Kenapa bisa dia sangat mencingai Andra dulu, tapi malam ini dia malah merasa benci sekali dengan Andra sampai rasanya dia ingin menampar Andra, tapi rasanya malas sekali membuang tenaga untuk orang gila itu. Alangkah baiknya jika Agni mengumpulkan banyak bukti.
Brakkkkk….
Agni terkejut bukan main saat tiba-tiba Andra masuk ke dalam kamar mandi dan tiba-tiba menyerang dia tanpa henti. Agni tidak tahu segila apa Andra dalam hal s****l sampai malam ini dia menyentuh dua wanita secara bergantian. Jika Agni jujur dia sangat jijik dengan dirinya sendiri, karena hanya bisa diam saja diperlakukan seperti sampah oleh suaminya sendiri.
“Kamu tahu Agni? Aku dan Anjani menjalin hubungan jauh sebelum mengenal kamu. Jika mulut kamu tidak lancang mengatakan suka padaku. Mungkin Anjani tidak akan memberikan aku untuk kamu. Wanita mana si yang mau di duakan? Karena aku tidak bisa melepaskan kamu atau pun Anjani, maka kamu harus menerima situasi ini. Jika kamu tidak bisa menerimanya, maka aku tidak segan menghancurkan perusahaan keluarga kamu. Akan aku buat mereka bangkrut jika kamu sampai berani melaporkan diri pada keluarga kamu!” ancaman Andra berhasil. Terlihat jelas dari tatapan mata Agni dan gelengan kepalanya yang mengartikan jangan sentuh keluarga Agni.
“Kamu bisa lakukan apa pun padaku, tapi tolong jangan sentuh keluargaku. Jangan libatkan mereka dalam balas dendam kamu, yang aku sendiri tidak tahu alasannya kenapa kamu harus melakukan semua ini! Kurang baik apa aku sama kamu dan keluarga kamu, Andra! Harusnya kaku sadar, kamu tidak berhak menduakan aku hanya karena w************n it—“
Plakkkkk…..
“Berani mulut kamu menjelek-jelekkan Anjani. Maka aku tidak segan untuk membunuh kamu atau menyakiti kamu seterusnya! Bahkan ketika kamu mati nanti, akan aku buat dunia tidak akan berpihak pada kamu!” Andra muak dengan Agni, lelaki itu keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan hasratnya dan kembali pada peluka Anjani.
“Sialan kamu Andra! Akan aku buat kamu menyesali semuanya nanti!”
****