"Lebih jahat karma daripada kamu. Kamu bisa menyiksa manusia sebagaimana keinginan kamu. Tapi karma buruk, bisa membuat kamu ingat hidupmu di sini hanya sebentar."
****
Agni membuka matanya saat tubuhnya terasa sakit dan kepalanya pusing sekali. Mungkin efek semalaman dia menangis dan lelah dengan kondisi yang diberikan Andra kepadanya. Agni jujur sangat menyesal sekali menikahi Andra saat ini. Entah tepat atau tidak perkataan menyesalnya, tapi ini lah yang Agni rasakan. Pengkhianatan serta rasa hina yang ada dalam benak Agni membuat air mata tidak pernah henti jatuh ke pipinya. Agni lelah. Tapi dia baru beberapa jam yang lalu menikahi Andra. Jika Agni mempermasalahkan perceraian di sini, Andra pasti akan mengancam dirinya melalui keluarganya. Agni tahu seperti apa Andra. Masalah kehendaknya, Andra bisa menjadi orang paling nekat di seluruh dunia.
Pernah dulu sekali, saat Agni sibuk bekerja sambil berkuliah dan suaminya meminta dia untuk dibelikan sebuah mobil, yang alasannya sebenarnya bagi Agni simpel yaitu ketinggalam zaman. Andra sampai memohon dan bersujud kepadanya demi dibelikan mobil dan itu Andra lakukan di depan keluarganya yang pastinya Agni tidak bisa menolak karena terdesak mereka semua. Tapi, saat itu Agni beranikan menolak dan tahu apa yang terjadi? Saudara lelakinya mengalami kecelakaan mobil dan beruntungnya dia tidak terluka parah.
Agni pikir kecelakaan itu hanyalah sebuah kebetulan. Tapi, jika melihat sifat Andra semalam bisa saja semua itu adalah kenyataan yang perlu Agni tekankan bahwasannya Agni sudah terlalu bodoh dalam hal
mencintai seseorang. Agni terlalu egois sampai tidak mau mendengarkan perkataan saudaranya atau bahkan ibu dan ayah angkatnya.
"Mungkin ini hasil dari apa yang aku tanam. Menyesal pun percuma karena aku sudah ada di situasi ini. Semangat Agni kamu pasti bisa kabur dari tempat ini." Agni mencoba untuk menyemangati dirinya sendiri. Dengan keadaan yang menyakitkan, bahkan bangun dan melangkah saja sulit, tapi ia harus lakukan setidaknya Agni tidak mau membuat masalah di rumah ini.
Saat Agni membersihkan dirinya, pintu kamar mandi terbuka dan munculah Andra dengan tatapan laparnya. Agni tidak tahu apakah memukul Andra bisa membuatnya hidup tenang di sini, atau malah merusak keadaan yang ada. Saat Andra mendekatinya, Agni spontan mundur dan dia menabrak dinding. Senyuman jahat dari Anda dan bisikkan memuakkan Andra membuat kejadian semalam kembali terulang.
"Sudah aku katakan bukan? Kamu tidak akan pernah aku izinkan keluar dari kamar, meski harus membuat kamu tidak bisa berjalan. Tugas kamu hanya ada di tempat tidur dan melayaniku setiap harinya. Dengan kamu hamil bukan kah akan cepat bagiku menguasai kekayaan yang kamu miliki?" tanya Andra sambil menatap Agni yang kini menatap dirinya dengan penuh kebencian.
"Keluargaku tidak akan semudah itu menerima kamu menjadi bagian dari perusahaan," kata Agni menjawab pertanyaan suaminya yang bermaksud pada perusahaan keluarganya. Agni memang selalu merahasiakan semuanya, masalah harta kekayaannya sekali pun atau darah siapa yang mengalir dalam tubuhnya Agni selalu merahasiakan semua itu sampai akhirnya semua terbongkar. Entah memang Andra sudah tahu sejak lama, atau dia baru mencari tahunya setelah persiapan pernikahan mereka. Yang pasti Agni tidak akan pernah memberikan apa pun pada Andra. Jika lelaki itu berani mengancam dengan nama keluarganya, Agni tidak akan peduli! Karena Agni sangat yakin keluarganya pasti bisa membaca situasi yang akan dia hadapi ke depannya.
"Tenang saja, semua tidak akan aku lakulan dalam waktu dekat ini. Ah, satu lagi! Mereka menunggu kamu untuk sarapan di restoran bawah, sebenarnya kami mau kembali ke rumah segera tapi karena ada keluarga kamu di sana. Jadi lah terhambat. Bersikap lah seperti tidak terjadi apa-apa. Dan tunjukan lah pada mereka hubungan pasangan menikah pada umumnya. Jika tidak? Gina yang akan menanggung dosa kamu."
Agni terduduk di lantai ketika Andra pergi meninggalkan dirinya. Agni menyelesaikan acara bersih-bersihnya setidaknya Agni tidak mau Gina kenapa-kenapa karena dirinya. Agni tidak mau menjadi orang yang menyusahkan kehidupan orang lain. Selama Agni bisa mengatasi Andra, maka Agni akan berusaha melakukan sekuat tenaganya. Kali saja Andra berubah pikiran. Bukankah hati manusia itu gampang berubah? Agni berdoa semoga Andra bisa membuatnya bahagia di kemudian hari. Tidak salah kan Agni berharap?
***
Alisha Maheswara dan keluarganya sengaja berkunjung ke hotel di mana Agni dan Andra melangsungkan pernikahan serta menginap lepas acara pernikahan mereka. Alisha tahu yang ia lakukan saat ini akan membahayakan posisi anaknya jika dia salah langkah atau salah berbicara. Alisha tidak tahu tindakannya ini apakah tepat atau tidak. Yang pasti Alisha mau anaknya dan suaminya meninggalkan Indonesia sesegera mungkin dan perempuan yang Alisha tahu adalah sahabat Agni, akan Alisha kirim ke negara antah berantah supaya tidak merusak rumah tangga anaknya. Lihat saja dandanan sahabat Agni, sangat tidak sopan sekali. Di tambah ada bekas kemerahan di lehernya, bukankah Alisha patut mencurigai?
"Hotel di sini kurang bagus ya? Anjani masa sampai pada merah-merah gitu," kata Alisha saat mereka semua berkumpul di restoran yang ada di hotel ini.
"Memang. Harap di maklumi saja, Besan! Tapi, komentar besan akan jadi penilaian untuk kami ke depannya. Ya kan, Sayang?" Dewi Hermawan menjawab perkataan Alisha dengan meminta persetujuan pada suaminya—Adi Hermawan.
Hermawan memang memiliki sebuah usaha perhotelan yang baru di jalankan tahun ini, makanya saat acara pernikahan anak tunggal Adi dan Dewi ini, mereka sengaja sekali untuk menggunakan lokasi ini, supaya mereka bisa bekerja sama dengan para kolega bisnis Maheswara. Maheswara Group termasuk perusahaan besar di negaranya. Wajar sekali jika Adi Hermawan memanfaatkan segala yang di berikan menantunya pada mereka.
"Benar, Sayang. Terima kasih atas masukkannya, Besan. Ana, nanti kamu coba cek masalah kebersihan di setiap kamar ya."
"Siap, Papa!"
Ana Hermawan adalah sepupu dari Andra Hermawan. Ana adalah anak yatim piatu seperti Agni yang tinggal dikeluarga saudara ayah mereka. Bedanya Ana akan membantu keluarganya di bisnis perhotelan tanpa menutupi identitasnya seperti Agni. Sedangkan Agni dia menyembunyikan semuanya bahkan sampai detik-detik menjelang pernikahan mereka. Sampai akhirnya situsi berpihak pada keluarga Hermawan dan alhasil keluarga itu mengubah rencana pernikahan yang sebelumnya akan dilangsunhkan di hotel milik keluarga Agni menjadi di hotel baru mereka. Dengan perubahan spontan itu, Adi mendapat beberapa kontrak kerja sama sehingga Adi sangat bahagia memanfaatkan apa yang dimiliki menantunya.
"Maaf menunggu lama," kata Andra yang datang bersama dengan Agni. Alisha dan keluarga Agni yang lain melihat Agni baik-baik saja merasa sedikit lebih lega setidaknya Agni tidak terluka di tangan keluarga Hermawan.
"Tidak masalah. Kita makan saja dulu. Ouh ya, ini hadiah dari kami," kata Alisha membuka suara lagi ketika anaknya dan menantunya baru bergabung dengan mereka.
Mata Alisha tidak buram. Alisha bisa melihat mata anaknya yang bengkak saat ini, walau ditutupi dengan berbagai make up. Alisha tahu pasti hal buruk terjadi semalam. Tapi, Alisha tidak bisa bertindak gegabah di saat seperti ini. Bisa saja kondisi Agni akan semakin bahaya di kediaman Hermawan. Lebih baik Alisha tutup mata sejenak akan hal ini.
"Terima kasih, Ma. Ini hadiah luar biasa," kata Andra menjawab mertuanya. Hadiah bulan madu satu bulan di Maldives membuat siapa saja akan tergiur termasuk Andra. Andra akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Agni mengandung anaknya. Dengan begitu nantinya Andra bisa memanfaatkan ketidakberdaayaan Agni untuk merebut segalanya yang istrinya miliki. Hebat kan Andra?
"Tidak masalah. Apa pun akan kami lakukan untuk Agni tercinta kami. Tolong jangan sakiti dia, karena kami tidak tahu akan membalas apa jika kalian berani menyakitinya seujung kuku saja." David tahu situasi apa yang tengah terjadi hari ini, ia sengaja mengatakan demikian untuk melakukan uji coba apakah firasatnya benar atau tidak.
"Tenang saja, Pa. Aku akan membuatnya bahagia," kata Andra tulus membuat semua orang kecuali Anjani tertawa dan tersenyum mendengar jawaban Andra. Bahkan Agni saja terharu, saking terharunya ia lupa jika suaminya sudah memperlakukan dia seperti binatang semalaman. Bagi Agni, Andra adalah lelaki yang tepat untuk dia cintai. Agni tidak akan menyerah dengan keadaan! Agni akan membuat suaminya kembali seperti awal kali mereka bertemu.
'Akan aku buat kamu seperti dulu!'
***