“Cinta memang sebuta itu, mau disakiti berkali-kali yang namanya cinta pasti akan terima saja dengan lapang dada.”
***
Agni kembali jatuh dalam rayuan Andra. Selama beberapa hari ini, Agni menikmati suasana bulan madu mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang. Agni lupa ketika malam pertamanya, Agni dipaksa melayani Andra ketika suaminya terang-terangan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Tidak berhenti di sana, bahkan Agni melihat sendiri keduanya memadu kasih di situasi bulan madu mereka. Entah cinta yang membuatnya buta atau Agni yang memang bodoh. Yang pasti saat ini Agni kembali terbuai bujuk rayu suaminya.
“Setelah ini kamu mau ke mana? Makan dulu atau mau ke pantai?” pertanyaan Andra tentu saja membuat Agni menoleh.
“Aku mau kulineran saja terus kita jajan pernak pernik buat oleh-oleh ya, An!” jawaban Agni membuat Andra menganggukkan kepalanya dan tidak lupa tersenyum manis sambil menegang tangan sang istri seakan dia tidak mau lepas darinya. Padahal dalam lubuk hati lain Andra, dia khawatir dengan Anjani yang saat ini tengah melakukan pekerjaan di Luar Negeri. Andra takut Anjani berselingkuh darinya.
Sedangkan di sisi Agni, sejak batang hidung sahabatnya tidak terlihat, Agni dan Andra selalu menikmati waktu bersama di tempat mereka menginap bahkan berkunjung ke tempat kuliner dan wisata yang terkenal di sini. Hanya saja Agni mengindari pantai. Karena pantai mengingatkan Agni pada perselingkuhan Andra dengan sahabatnya yangs secara live di depan matanya. Agni memang marah dan Agni ingin saja melepas Andra hanya saja hatinya masih tidak rela. Selain karena hati, Agni takut Andra nekat melukai keluarganya. Sudah cukup semua yang terjadi dalam kehidupannya selama ini. Agni tidak mau melibatkan keluarga yang selama ini menampungnya terluka akibat perbuatan Andra dan keluarganya.
Agni sangat tahu apa yang mereka semua incar. Perusahaan milik keluarganya. Beberapa perusahaan yang sudah menjadi hak milik Agni setelah kepergian kedua orang tuanya. Sebagai ahli waris, perusahaan-perusahaan tersebut segera Agni berikan pada keluarga barunya untuk dibantu kelola. Hanya satu perusahaan yang Agni pegang atas nama dirinya sendiri, walau dengan bantuan keluarganya yang lain juga. Yaitu perusahaan yang jadi tempat Andra bekerja. Perusahan ini lah yang hanya diketahui Andra dan keluarganya sebagai asset miliknya. Sedangkan perusahaan lainnya tidak ada yang tahu selain sahabat dan keluarganya.
Dengan alasan itu lah yang membuat Andra dan keluarganya berambisi mendapatkan semua itu. Hanya saja saat ini mereka belum menunjukkannya. Agni tahu Andra sangat tidak suka dengan keluarganya, itu sebabnya Agni selalu di rayu seperti ini. Walau demikian, Agni tetap baik pada Andra dan keluarganya dengan alasan dia tidak mau membuat orang lain dendam dengannya dan malah menghalalkan segala cara dengan membunuh Agni demi perusahaan yang ada di tangannya.
“Perusahaan ayah kamu itu berdiri sudah lama?” Agni yang baru saja memikirkan perusahaan tersebut menoleh pada Andra dengan senyuman manis yang tidak luput dari wajahnya. Walau Agni sangat mencintai Andra, Agni tahu selama ini dia hanyalah di manfaatkan oleh lelaki ini. Hanya saja Agni selalu berpikir hanya perasaannya saja tapi seiring berjalannya waktu Andra sering kali menunjukkan sikap tidak baiknya sebagai seorang suami yang seharusnya menjaga harkat dan martabat istrinya sendiri. Andra yang Agni kenal saat ini adalah Andra dengan sisi lain. Andra bahkan berani berselingkuh di depannya dengan ancaman dia akan membunuh keluarganya kalau Agni mengadu.
Jujur Agni sebenarnya bingung, ini hatinya yang terlalu lemah atau dia yang terlalu buta dengan cinta hingga logika mati di tempat? Agni heran sendiri jadinya. Agni mudah sekali memaafkan dosa-dosa Andra hanya dengan kata-kata Andra mencintai dirinya, atau dia tidak akan melukai keluarganya atau yang lebih gila lagi dia bilang dia dihasut oleh Anjani makanya berani seperti itu. Padahal Agni tahu skenario apa yang mereka mainkan sampai harus menjatuh bangunkan psikis Agni.
“Perusahaan tempat kamu bekerja maksudnya?” tanya Agni yang tidak langsung merespons pertanyaan suaminya dan malah kembali balik bertanya pada suami tercinta Agni.
“Betul sekali, Sayang. Sebagai Manager Operasional di sana aku penasaran. Ya, sekaligus aku bisa research nanti demi mengembangkan perusahaan akan berjalan seperti apa dan bagaimana. Yang terpenting tidak membuat perusahaan ini merugi nantinya,” kata Andra menjawab pertanyaan sang istri.
Keduanya masih duduk di bangku yang ada di kamar mereka, sambil menikmati pemandangan laut yang begitu tenang, dengan tangan Andra yang terus menggengam tangan Agni sambil mengelusnya. Membuat Agni berdesir akan sentuhan suaminya. Agni memang selemah ini jika sudah di sentuh oleh Andra. Seakan-akan Agni merasa Andra sangat membutuhkannya.
“Perusahaan itu memang perusahaan yang sudah lama didirikan oleh Papa dengan usahanya sendiri. Walau bukan perusahaan keluarga, Papa berusaha mendirikam itu dengan usahanya sendiri. Maka dari itu aku sangat menjaga perusahaan ini dengan bantuan Dad dan abang-abang. Makanya perusahaan di mana kamu bekerja berjalan dengan baik meskipun kedua orang tuaku sudah tidak lagi menjabat di sana.
Jika kamu bertanya sudah berapa lama. Aku tidak tahu pastinya. Kamu kan bisa melihat akta perusahaan bukan?” tanya Agni sopan.
“Ya si, cuma aku mau tanya saja langsung dari kamu supaya aku tahu histori perusahaan tersebut seperti apa.” Andra sengaja memancing cerita seperti ini karena suatu hal yang tidak bisa dia jelaskan secara rinci, akan tetapi akan terjawab di kemudian hari kemapa sikap Andra seperti sekarang ini dengan Agni.
“Kalau ceritanya, memang seperti yang aku katakan sebelumnya. Perusahaan ini didirikan sendiri oleh Papa demi membuktikan pada orang tuanya dia bisa berdiri sendiri dengan usaha yang ada di tangannya.” Agni menjawab dengan asal. Toh Agni juga tidak tahu pasti, apakah benar perusahaan yang ini atau perusahaan yang satu lagi yang ditinggalkan ayahnya. Yang Agni mau hari ini berjalan dengan cepat tanpa Andra bertanya mengenai perusahaan keluarganya seperti apa.
“Kamu pasti bosan ya bahas bisnis. Maaf ya, Sayang. Aku kurang peka,” kata Andra yang hanya dibalas senguman manis Agni.
“Ya! Kamu rese sekali. Ini kan waktu honeymoon kita kenapa malah bahas pekerjaan, aku saja tidak membahas pekerjaan aku!” perkataan Agni membuat Andra sadar satu hal! Agni masih bekerja di tempat sepupunya yang kantornya tidak jauh dari kantornya. Jika Agni mengadu masalah perselingkuhannya maka tempat Andra di kantor akan bermasalah. Bisa saja Andra akan dikucilkan di kantor sebagai balas dendam keluarga Agni padanya. Apa Andra meminta Agni resign saja dari tempatnya bekerja? Tapi caranya apa? Karena istrinya tidak akan mau resign dengan alasan sepele.
Ah! Kehamilan! Andra akan buat Agni mengandung setelah pulang dari sini. Andra juga akan buat psikis Agni terganggu sehingga dokter mengatakan bedrest total. Jadi, rencana Andra saat ini adalah menggempur Agni! Tidak ada acara jalan-jalan hari ini.
Lihat saja, tangan Andra sudah jahil merambat ketubuh Agni membuat perempuan itu menahan nafas karena sentuhan-sentuhan Andra membuatnya tidak bisa berkutik. Jantung Agni berdebar kencang dan perutnya seakan seperti kupu-kupu bertebrangan setiap kali sentuhan-sentuhan Andra. Apalagi Agni memakai dress, sangatlah mudah bagi Andra untuk melanjutkan rencananya.
Kursi yang tadinya berjarak satu meter di tarik Andra dengan kakinya untuk mendekat ke arahnya membuat Agni kaget dan memegang bahu Andra. Andra yang melihat itu hanya tertawa jenaka karena setelahnya dia langsung menarik tengkuk Agni untuk merasakan permen strawberry andalannya.
Keduanya terbawa nafsu yang membakar tubuh mereka, pakaian yang terpasang rapi ditubuh mereka sudah terhempas ke lantai setiap sentuhan-sentuhan keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Agni yang sangat terbawa suasana tidak menyadari saja, Andra sudah berniat jahat demi membuat dirinya berada di rumah.
“Aku sangat mencintai kamu, Agni.” sambil menyebut kata cinta dan memuja kecantikan Agni, Andra berhasil menggempur Agni hingga lupa waktu. Andra melakukan semua itu demi melancarkan rencananya. Andra sangat berambisi untuk merebut perusahaan Agni! Yang mana kepemilikannya sudah dipegang oleh Agni sepenuhnya. Andra akan buat keluarga Agni membayar setiap hinaan yang mereka lontarkan secara tidak sengaja.
Padahal kenyataannya, keluarga Agni sangat menghormati Andra sebagai padangan Agni. Mereka saja menempatkan posisi Manajer tanpa waktu lama demi Agni. Jabatan-jabatan baik yang Andra terima adalah pemberian keluarga Agni karena merasa Andra harus ada di posisi ini demi membahagiakan Agni. Dengan pikiran negatif Andra saat ini saja membuat Andra akan membayar karma buruk yang dia buat nantinya.
Apalagi Agni pernah berkata pada keluarganya, jika dia menikah nanti perusahaan tersebut mau Agni berikan pada suaminya sebagai modal untuk rumah tangga mereka dan Agni juga berniat resign dari tempatnya. Akan tetapi mengingat segala keburukan Andra dan keluarganya yang baru saja Agni ketahui, Agni jadi mau bermain-main dengan mereka. Sampai di mana mereka memanfaatkan ketidakberdayaan Agni. Sebab, kebodohan Agni saat ini akan dia jadikan penilaian di masa depan untuk menjadi alasan Agni meninggalkan Andra yang sangat amat dia cintai atau tidak.
Andra dengan permainannya dan Agni dengan perannya keduanya saling tidak mengetahui jika dalam lubuk hati mereka paling dalam, mereka saling membutuhkan satu sama lain. Mereka saling mencintai dengan tulus akan tetapi bayangan Anjani tetap selalu ada baik dalam pikiran dan hati mereka. Andra memang terobsesi memiliki Agni dan Anjani sejak lama. Sedangkan Agni berobsesi lepas dari Andra setelah apa yang Andra perbuat. Hanya saja ruang geraknya dibatasi dengan ancaman yang tidak masuk di akal. Jika niat Andra menikahinya karena harta. Maka Agni akan membuktikan bahwa cinta butanya saat ini, akan membawa malapetaka baginya atau malah menjadi kebahagian dari buah hasil menunggunya. Mereka sama-sama memiliki peran masing-masing dalam hidup mereka. Tinggal menunggu siapa yang menang dari permainan ini. Apakah Agni yang terlalu tulus mencintai Andra? atau Andra yang bingung dengan perasaannya sendiri.
***