“Hen… hentikan! Sudah, tolong hentikan Mas, Mya! Jika kalian masih menyanyangiku, hentikan pertengkaran kalian. Kecuali kalian memang ingin aku cepat mati.” Sebuah suara yang lemah, membuyarkan suasana tegang itu. Tergesa, Mya mendekati mamanya, bersimpuh dan menghapus air mata di pipi Diah, juga pipinya. “Maaf mama, tapi mama gak boleh berkata seperti itu ya. Mama akan sehat kembali dan tinggal bersama Mya.” Kecup Mya di kening yang mulai keriput. “Mbok, tas mama dan tas simbok sudah siap kan? Dan, tolong bawa tas mama sama simbok ya, pleasee…” Tanpa diminta dua kali, Daniel mengiyakan dan segera membawa satu koper ukuran besar dan satu tas kecil. Gini banget sih My buat naklukin hatimu, berasa jadi porter nih. Kenapa gak sekalian jadi porter hatimu Mya? “Berhenti! Apa-apaan kamu