“Ma… mama cari Mya? Ini Mya mah.” Mya bergegas ke kamar perawatan Diah setelah tadi simbok menelponnya karena Dian sudah sadar dan memanggil namanya. Diah hanya mampu tersenyum lemah, tidak mampu berkata apapun. Tapi matanya menyorotkan kesedihan teramat sangat. Tangan kanannya menggapai pipi Mya, berusaha untuk menyentuh pipi putri kesayangannya. “Mama pasti lelah kan? Tidur ya ma, Mya akan temani mama di sini.” Diah mengerti karena kemudian dia memejamkan mata, berusaha untuk terlelap. “My…” Daniel menyentuh lembut pundak Mya. Mya membalas sentuhan tangan itu, bahkan dia menempelkan pipinya ke tangan kekar namun hangat milik Daniel. Tangan yang selalu berusaha ada untuknya. Jangan tanya efek apa yang ditimbulkan ke Daniel, karena kakinya mendadak tidak menjejak bumi, melayang entah