“Puas kamu Mas? Lihatlah sekarang keadaan putrimu. Bagai tidak bernyawa!” Desis Diah kesal pada mantan suaminya itu. Hardjanto mengamati Mya. Pipi cekung, badan yang semakin kurus, mata bengkak dan kemerahan karena terus menangis, dan kulit tangan kanan dan kiri, yang sebagian besar lecet. Kening Hardjanto bahkan hingga berkerut, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kaki Hardjanto melangkah mendekati Mya tanpa sadar. Saat sedikit lagi sampai pada Mya, mendadak putrinya itu kembali menjerit, membalik badannya hendak lari. Tapi Daniel yang tanggap segera memeluk Mya dan menenangkan istrinya. “Sst… tenang sayang. Aku di sini. Ini Papamu, Mya. Lihatlah.” Bujuk Daniel. Tapi Mya tidak mau melihat, malah semakin kencang menjerit dan menggelengkan kepalanya. Daniel memeluk Mya erat, agar ti