Suasana di ruangan yang temaram itu cukup gaduh. Ada tepuk tangan dan sorakan yang menyemangati Alex untuk terus m*****i Mya. Terdengar juga tawa sumbang dari dua perempuan yang merasa puas karena telah berhasil melaksanakan rencana busuk mereka. Ada pula teriakan tidak sabar dari dua lelaki yang berperan menjadi orang yang merekam kebejatan Alex.
”Buru bosss, gantiaaaan! Udah gak sabar niih.” Keduanya bahkan sudah melepas baju mereka, hanya menyisakan celana panjang yang masih terpakai.
Suara-suara itu, terngiang di kepala Mya. Antara sadar dan tidak, dia ingin menolak sentuhan-sentuhan di tubuhnya. Tapi entah kenapa tidak bisa. Tubuhnya begitu lemah, bahkan untuk bergeser barang satu inchi pun dia tidak sanggup.
Mya sayang… My… kamu di mana? Tiba-tiba Mya mendengar suara Daniel di k
