Eps. 15 Telepon Mendesak

1210 Kata

Vivian refleks menyentuh lehernya, lalu menunduk semakin dalam. “Hanya iritasi... mungkin karena koyo kemarin,” jawabnya lirih, tak berani menatap pria itu. Leonard mendekat selangkah, membuat jarak di antara mereka kian sempit. Matanya tak berkedip menatap Vivian, membuat wanita itu makin gugup. “Kau yakin?” suaranya rendah, nyaris seperti gumaman, tapi jelas menyiratkan ketidakpercayaan. Vivian mengangguk pelan. “Iya, aku baik-baik saja, Pak.” Leonard terdiam, napasnya tertahan. Hatinya gamang antara marah, peduli, dan rasa bersalah. Namun, sebelum sempat bicara lagi, suara dering telepon rumah menggema dari ruang tengah… Leonard menoleh sejenak ke arah arah suara telepon yang terus berdering nyaring. Wajahnya tampak tak rela beranjak dari situasi yang menggantung di antara dirinya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN