Kelvin menarik tangan Vivian. “Kak Vivian, ayo kita makan sekarang! Aku udah lapar banget,” katanya sambil tertawa kecil. Vivian mengangguk, lalu menggandeng mereka satu per satu menuju ruang makan. Maya dan Keira saling bersahutan cerita tentang mimpi mereka semalam, sementara Elan sibuk berebut tempat duduk dengan Kelvin. Vivian hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka yang ramai, meski dalam hatinya masih tersisa sedikit kegelisahan. Ia sibuk menuang su-su ke dalam gelas-gelas kecil, memastikan semua mendapatkan sarapan. Tapi di sela-sela tawa anak-anak, pikirannya tak lepas dari pria itu—Leonard. Tatapannya tadi pagi. Nada suaranya. Ucapannya yang terasa... berbeda. “Papa bilang pulang malam, ya?” gumam Keira sambil menyuap roti ke mulutnya. Vivian mengangguk pelan. “Iya. Jad