Pagi itu, alarm ponsel Vivian belum sempat berbunyi, tapi suara ketukan tergesa di pintunya membangunkannya pukul 04.45. Masih setengah sadar, ia membuka pintu dan mendapati Keira berdiri dengan wajah cemas. “Kak Vivian…Kelvin muntah-muntah,” ucap Keira, suaranya nyaris berbisik. Sekejap rasa kantuk Vivian menguap. Ia langsung berlari ke kamar anak-anak, menemukan Kelvin duduk lemas di atas ranjang sambil memegangi perutnya. Di lantai, jelas terlihat bekas muntah yang belum dibersihkan. Wajah bocah itu pucat, matanya sayu. Vivian segera menenangkannya, mengambil kain hangat, lalu membersihkan tubuhnya dan lantai semampunya. “Kelvin, ada apa denganmu?” Namun Kelvin hanya diam saja dan menangis. Vivian langsung memeluk Kelvin yang masih rewel, dia bingung harus melakukan apa. Klinik