Sepanjang perjalanan, Leonard tenggelam dalam pikirannya sendiri. Wajah-wajah anak-anaknya terbayang silih berganti, terutama senyum Kelvin pagi tadi saat menyambut panggilan sarapan dari Vivian. Ada kilas memori yang menyentak—saat Karen dulu melakukan hal serupa, memanggil anak-anak dengan suara lembut, penuh kasih. Dan kini, suara itu seakan kembali menggema, hanya dari sosok yang berbeda. Mobil melewati deretan gedung tinggi, tapi Leonard tak memperhatikan satu pun. Jiwanya mengembara jauh. Hatinya penuh pertanyaan yang belum bisa dijawab. Tentang Vivian, tentang dirinya, tentang perasaan bersalah yang terus memburu. Haruskah ia terus menjaga jarak? Atau justru mulai menerima kenyataan bahwa Vivian membawa ketenangan yang sudah lama hilang? Sopir memperlambat laju kendaraan saat me