Vivian menoleh pelan, masih menggenggam sisa roti di tangannya. Matanya menatap Erna dengan tatapan lembut bercampur lelah. “Bu Erna,” panggilnya pelan. “Kamu sendiri…sudah makan? Jangan-jangan kamu juga belum makan sama seperti aku?” Erna terkekeh pelan, anggukan kecil di kepalanya seperti ingin menenangkan. “Belum juga, Vivian. Tadi sibuk bolak-balik dapur dan mengurus anak-anak. Tapi aku tidak apa-apa.” Vivian mengernyit. “Kamu juga harus jaga kesehatan. Jangan cuma mengurus orang lain, tapi lupa sama diri sendiri.” Erna tersenyum, matanya menatap Vivian dengan rasa bangga. “Aku sudah terbiasa. Tapi…rasanya menyenangkan juga ditanya seperti itu. Terima kasih.” Vivian lalu mendorong piring roti yang ada di depannya ke arah Erna. “Kalau begitu, kita makan bareng saja ya. Supaya sama-s