Bau teh cammomile menyengat hidung Edith dan membuat wanita itu terpaksa untuk membuka kedua matanya kembali. Netranya mengerjap kaget saat mengetahui bahwa ia tidak berada di kamarnya lagi sekarang. Edith sontak mengedarkan pandangannya, ternyata ia saat ini tengah berdiri di padang rumput hijau dengan danau jernih membentang luas di hadapannya. “Maaf, karena tiba-tiba saja membawamu ke sini tanpa permisi.” Suara anggun itu memenuhi indera pendengaran Edith dan membuat kepalanya menoleh ke samping. Ia hampir meloncat ke belakang saking kagetnya saat melihat dirinya sendiri ada di sana. Ah, tidak, maksudnya adalah wujud Edith yang sekarang. Tidak perlu waktu lama untuk Edith langsung menyadarinya. “Kamu ... Isabella?” Wanita yang tengah duduk di gazebo kecil bersama teh dan camilan itu