Kinan membaca surat wasiat Pandu yang dituliskan malam sebelum lelaki itu bunuh diri, yang baru ia temukan seminggu lalu di sebuah kotak perhiasan mas kawin dari Pandhu saat menikah dulu yang memang jarang sekali bahkan hampir tak pernah ia kenakan, semenjak Pandu meninggal. Wanita itu membaca susunan kalimat yang tertera disana dengan berulang-ulang dan penuh penghayatan, dan entahlah dadanya begitu sesak tiap kali ia membacanya. Ada rasa tak terdefiniskan yang begitu berkecamuk dalam dirinya. Membuatnya menerka-nerka, dan mencoba menarik lurus benang kusut hubungannya dan Almarhum Pandhu selama ini, begitu juga dengan ibunda Pandhu. Setitik iba membuat pintu maaf dihati Kinanthi membuka celah. "Sayang." Pandji masuk ke dalam ruang kerja Kinanthi dengan muka bantalnya, bahkan lelaki i