THE CARRIBEAN CAFÉ & RESTO.
The Carribean Café & Resto adalah salah satu tempat makan terbaik di Kota Bandung. Daniel sang pemilik tempat awalnya hanya membuka Café yang enak tidak hanya untuk tempat nongkrong anak-anak muda. Yang sudah berkeluarga pun bisa santai dan tenang menikmati menu-menu yang menggugah selera.
Bersama temannya saat dulu berkuliah di Australia, Daniel mengembangkan usahanya dengan membuat restoran dilantai dua café. Dan usahanya itu semakin terkenal di kalangan masyarakat kota Bandung. Jika pengunjung ingin ngopi ngopi cantic bisa datang café yang berada dilantai satu. Tapi jika ingin menikmati makanan yang super duper special kalian bisa naik ke lantai dua dimana resto berada. Vibe kedua tempat itu sungguh berbed dan memiliki hati tersendiri bagi pelanggan.
Hari itu Café cukup ramai. Terdengar bunyi bel saat pintu terbuka. Sapaan selamat datang dari para pelayan menyambut kedatangan Celine hari itu.
“Eh Celine. Kemana aja lu? Udah jarang kesini sekarang,” seru Budi pelayan café.
“Sibuk banget gue. Jangankan bisa nongki cantic, mau boker aja ngga sempet saking sibuknya,” gurau Celine. “Ini aja gue kabur sebentar karena ada perlu sama bos lu. Btw dia datang ngga hari ini?”
Celine celingukan mencari keberadaan Daniel.
“Ada. Si Bos datang sama cewek barunya. Mereka lagi ngobrol diruangannya.”
“Ceweknya? Ceweknya yang mana lagi?”
“Yang pasti orang baru, Cel. Dari penampilannya sih dia bukan warga wakanda. Tapi penampilannya…. Beuh seksoy abis.”
“Halah…! Dasar cowok. Liat cewek seksoy dikit aja ngences.”
“Ya berarti normal dong gue.”
“Elu yakin itu ceweknya? Clientnya kali.”
“Ya meneketehe, Cel. Yang pasti sih pas datang si cewek gandengan mesra banget sama si bos.”
“Ck… Dasar kudanil! Ya udah gue samperin si kudanil dulu ya. Sekalian kenalan ama cewek barunya.”
“Yoi… hati-hati ya Cel. Kelihatannya galak kalo lihat cewek. Entar elo di gigit lagi.”
Celine tertawa. “Berani macem-macem gue krauk duluan!”
“Badas!!”
Celine melangkahkan kakinya menuju kantor Daniel yang berada di lantai dua. Bersebelahan dengan restoran. Ia tersenyum sesekali menyapa karyawan resto yang berpapasan dengannya. Hingga tibalah ia di depan pintu sebuah ruangan yang bertuliskan ‘CHEF’.
Celine langsung membuka pintu ruang kerja Daniel dan membuat penghuni di dalamnya itu terkejut. Celine membelalakkan kedua matanya karena melihat tontonan yang merusak kesucian matanya.
“Ups! Sorry.”
“Who is she, Babe?” si wanita seksi yang dikatakan oleh Budi tadi menatapnya tajam. Tatapan matanya menusuk sukma.
Oh … Ini yang dibilang seksi sama si Budi? Seksi kagak, kurang bahan iya.
Daniel berdehem. Ia membenahi duduknya disamping pacar barunya.
“Kebiasaan ya lo masuk ke ruangan orang ngga ketuk pintu dulu.”
“Sorry… Gue kira gada orang.”
“Mau ngapain?”
“Dia siapa sayang? Pelayan kamu ngga sopan ya.”
What!? Aing di kira pelayan?! Sialan nih cewek.
“Bukan pelayan sayang. Dia Celine, sahabat sekaligus tetangga aku.” Lagi lagi Celine mendapat tatapan tak mengenakkan dari si wanita. Celine yang bodo amat duduk di sofa dan itu semakin membuat tak nyaman Cassandra.
“Cel, kenalin. Cewek baru gue. Namanya Cassandra. Babe dia Celine. Temen aku.”
Celine mencoba ramah dengan tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke arah Cassandra mengajaknya berkenalan. Tapi sayang Cassie dengan angkuhnya menolak jabatan tangan dengan Celine.
“Hai, gue Celine.”
“Cassandra. Pacarnya Daniel.” Cassie menekankan kata pacar agar Celine mengerti posisinya kalau Daniel adalah miliknya. Bukan Celine namanya kalau ngga iseng.
“Oh pacarnya? Pacaran berapa lama? Gue kenal dia dari orok. Kita tingga bareng lagi,” ucapnya memanasi.
Cassandra terkejut melihatnya. Daniel ingin sekali memaki Celine tapi tidak enak dengan Cassie. “Bahkan minggu lalu kita tidur bareng kan, Niel. Eh ngga cuma itu. Kita juga mandi bareng,” Celine terkikih.
“Celine stop! Jangan ngomong yang ngga ngga!”
Celine tertawa. “Lagian dia sok sok-an depan gue. Eh, tante. Tenang aja kali. Gue ngga demen ama si kudaniel. Biasa aja kali mukanya. Belum pernah gue krauk ya itu muka!”
“Celine!!”
“Iye iye… Santuy aja kali, Bro.” Celine tak kuat menahan tawanya melihat Cassandra yang menurutnya super duper lebay. “Mau ngapain elo kesini?”
“Gue kangen Noah. Kemarin gue ke rumah lo tapi ngga ada orang. Noah kemana, Niel?”
“Di bawa nyokap buat tinggal disana.” Celine sedih mendengarnya. “Tapi gue masih dibolehin ketemu Noah kan, Niel? Gue kangen banget sama Noah.”
“Ya udah tinggal dating ke rumah nyokap. Gitu aja pake bilang sama gue sih.”
“Ya kan Noah punya lo. Bisa aja sih gue langsung ke rumah Tante Risma tapi tetep gue ijin dulu sama yang punya.”
“Ya udah pergi aja kalo mau ketemu.”
“Oke…. Thanks ya Niel.”
Celine beranjak dari duduknya. Ia menutup kembali pintu ruang kerja Daniel. Samar-samar ia mendengar percakapan antara Daniel dan Cassie. “Noah itu siapanya kamu sayang?”
“Puppy aku yang baru.”
Celine kesal mendengarnya. Ia hampir saja kembali masuk dan melempar Daniel dengan botol wine. Tapi ia urung melakukannya. Celine segera tancap gas menuju rumah kediaman Atmadjaja untuk bertemu Noah.
***
Flashback.
Daniel tidak menyangka akan kembali bertemu dengan gadis yang sudah menemani malamnya saat berada di Surabaya. Daniel tersenyum lebar kembali bertemu dengan Cassie disebuah acara. Cassie masih tetap menawan seperti terakhir bertemu.
“Hai…”
“Hai…”
“Akhirnya kita bertemu lagi.”
“Ya… Finally kita bertemu.”
“Apakah ini yang namanya jodoh?”
Daniel tertawa. “Hm… Entahlah. Tapi ku rasa mungkin saja.”
“Ternyata kamu anggap beneran ya. Sebenarnya aku meminta tolong teman ku untuk mengajak mu bertemu. Dan dia membantu pertemuan kita kembali.”
Cassie merapatkan tubuhnya. Daniel dengan sigap menahan tubuh ramping Cassie. Tatapan keduanya bergelora. Cassie mengecup bibir Daniel lebih dulu. Bagaikan gayung bersambut, Daniel segera melumat bibir yang membuatnya candu.
Tidak perlu berlama-lama untuk menuntaskan rasa kangen diantara mereka. Sebuah kamar hotel menjadi saksi betapa bergeloranya kedua insan yang dimabuk asmara. Cassie membuat semua beban pikiran yang beberapa saat lalu mengusik pikirannya langsung hilang dalam sekejap.
Seperti janjinya saat pertama kali, Daniel melihat Cassie saat pertama kali membuka matanya dipagi hari setelah melewati malam yang begitu bergelora. Pria itu mengurai senyum melihat wajah cantik Cassie. Cassie membuka mata dan langsung menatap manik manik bola mata pria yang menjadi kekasihnya.
“Morning sayang.”
“Morning too. Nyenyak tidurnya?"
“Amat sangat. Apalagi semalaman dipeluk sama kamu.” Cassie semakin merapatkan pelukannya. Daniel terkekeh. “Bagaimana bisa kamu seliar itu?”
Cassie mendongakkan kepala. “Kamu ngga suka?”
“Aku suka. Sangat suka.”
“Senangnya kalau kamu suka.”
Cassie beranjak bangun dari tidurnya. Ia menaiki tubuh Daniel perlahan menggodanya. Jakunnya bergerak naik turun mengikuti gerakan Cassie yang memuja. Daniel memejamkan matanya saat bibir manis Cassie mengecupi kulit tubuhnya.
Bulu-bulu kuduknya meremang. Daniel yang tidak sabaran mengambil alih posisi dan menghentaknya kuat. Cassie menjerit nikmat. Di pagi yang indah itu mereka berolahraga bersama dibalik selimut.
Sejak saat itu, kedua resmi menjalin hubungan.