Dika berdiri di ambang pintu kamar ibunya. Dia menatap Tata yang duduk di tepi kasur sembari mengemasi barang-barang milik ibuk. Melangkah masuk dan menyandarkan pantatnya di tepian meja yang ada di sebelah ranjang. “Baju-baju ibuk masih bagus.” Komentar Tata saat melipat blouse warna cokelat yang sering bu Ratih pakai. “Aku kalo liat baju ini, keinget ibuk pas beli.” Dika tersenyum tipis. “Belinya di Malioboro. Setengah hari di sana muterin malioboro Cuma jajan pecel doang.” Tata tertawa mengingat masa itu. “Kamu nangis minta puyuh, tapi nggak dibeliin sama ibuk karna uangnya nggak akan cukup buat pulang naik bus.” “Soalnya kamu minta naik andong muter malioboro.” Sahut Dika. Tata langsung tertawa mengingat wajah nangis Dika saat itu. “Kalo inget dulu, lucu ya, Dik. Terus kamu ngadu