"Caroline, buka pintunya!” gedor Luiz dari luar. Menunggu pintu kamar dibuka. Menekan lockdoor beberapa kali. Mencari cara guna menerobos masuk. Namun, yang terjadi di dalam hanya hanya keheningan. Senyap tanpa suara. Luiz sampai frustrasi. "Caroline!" lagi. Luiz bersuara tegas. Menekan pintu dengan tinju. Bahkan kini, keningnya menyatu lekat. Kedua mata pria itu terpejam. Mati-matian, menahan diri. "Caroline!" Brak!! "Tidur saja bersama kaki meja di sana!" Pintu dibuka. Sejenak. Tapi, bukannya bisa masuk. Luiz malah tercengang, lambat menyusup, Caroline melempar bantal keluar, tepat mengenai wajahnya, lalu sigap kembali mengunci diri. Wajah wanita itu tampak serius. Pucat pasi. "Caroline!" Luiz berteriak, disusul suara tinju yang jauh lebih keras. Otot-otot lengannya tampak mengeras