95 (++++)

1123 Kata

Kinan terbaring di atas hamparan bunga mawar merah yang menebar harum lembut. Cahaya lampu kamar yang temaram membuat kulitnya tampak berkilau seperti mutiara. Bagas menatapnya lama, dengan kagum, bukan hanya karena kecantikannya, tapi karena di depan matanya kini ada seseorang yang telah memilihnya dengan sepenuh hati. Ia mendekat, menyingkirkan beberapa kelopak mawar di rambut Kinan, lalu mengecup keningnya dengan lembut. "Kamu cantik banget malam ini," bisiknya nyaris tak terdengar. Kinan tersenyum kecil, jemarinya menyentuh wajah suaminya dengan gerakan hati-hati, seolah takut semua ini hanya mimpi. "Mas juga," balasnya pelan. "Aku gak pernah nyangka bisa ngerasain kebahagiaan seperti ini." Bagas membalas dengan senyum tipis. Tatapan matanya begitu hangat, seperti pelukan yang tak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN